JARINGAN PADA TUMBUHAN DAN HEWAN
A. JARINGAN PADA TUMBUHAN
Jaringan penyusun tubuh tumbuhan :
Jaringan meristem (sel penyusunnya bersifat
embrional)v
- Sel muda, belum mengalami diferensiasi
dan spesialisasi
- Dinding sel tipis
- Banyak mengandung protoplasma
- Vakuola kecil, inti besar, plastida
belum matang
Berdasarkan letaknya, jaringan meristem
dibedakan menjadi :
1. Meristem apikal (contoh pada ujung
akar dan ujung batang)
2. Meristem lateral (contoh kambium
pembuluh, kambium gabus)
3. Meristem interkalar (pada pangkal
ruas batang rumput)
Berdasarkan asalnya, jaringan meristem
dibedakan atas :
1. Meristem primer: Meristem primer
(meristem yang berkembang dari sel embrional). Terdapat pada ujung akar dan
ujung batang (menyebabkan pertumbuhan primer).
Daerah yang terdiri dari :
• Meristem apikal (pada ujung akar dan
ujung batang).
• Daerah promeristem (daerah
diferensiasi sel/ sel meristem yang sudah mengalami diferensiasi pada tingkat
tertentu).
• Jaringan protoderma (membentuk
epidermis).
• Prokambium (membentuk jaringan ikat
pembuluh primer : xilem primer dan floem primer) dan cambium.
• Meristem dasar (membentuk jaringan
dasar tumbuhan (empulur, korteks : parenkim, kolenkim dan sklerenkim)
2. Meristem sekunder: Meristem sekunder
(berkembang dari jaringan dewasa).
• Jaringan kambium : terletak antara
berkas pembuluh angkut xilem dan floem, selnya aktif membelah, kearah dalam
membentuk xilem sekunder, kearah luar membentuk floem sekunder.
• Jaringan gabus / jaringan periderma
fungsinya menggantikan fungsi epidermis yang sudah menebal. Terdiri dari
felogen (kambium gabus), akan membentuk felem (gabus) ke arah luar dan
feloderma ke arah dalam. Dibentuk oleh epidermis/ paremkim dibawah epidermis/
kolenkim/ perisikel/ paremkim floem.
Jaringan permanen/ jaringan dewasav
Terbentuk dari jaringan meristem yang
berdiferensiasi (perubahan bentuk sel yang disesuaikan dengan fungsi) dan
terspesialisasi (pengkhususan sel untuk mendukung suatu fungsi tertentu).
Jaringan ini tidaklagi mengalami pembelahan sel dan bersifat irreversible.
Jaringan ini disebut jaringan permanen, yang meliputi :
• Jaringan epidermis
Merupakan jaringan terluar (menutupi
seluruh organ tubuh tumbuhan)
Ciri ciri : terdiri dari selapis sel,
berbentuk pipih, tersusun rapat (tidak terdapat ruang antar sel), Fungsinya
sebagai pelindung jaringan yang lebih kedalam dan sebagai tempat pertukaran
zat. Dapat mengalami modifikasi
• Jaringan parenkim
Sel berukuran besar, berdinding tipis
Sel hidup, mengandung kloroplas
Susunan sel longgar, banyak rongga antar
sel
Sel banyak mengandung vakuola
• Jaringan penyokong
Berfungsi untuk menunjang tumbuhan agar
dapat berdiri kokoh dan kuat
Ada 2 macam jaringan penyokong :
-Jaringan kolenkim :
terdapat pada tumbuhan muda, tumbuhan
herba, mrp sel hidup
dinding sel mengalami penebalan dari
selulosa pada sudut sudut sel
-Jaringan sklerenkim :
terdiri dari sel sel mati, dinding sel
mengalami penebalan dari lignin
Fungsi : menguatkan bagian tubuh yang
sudah dewasa
Menurut bentuknya , jaringan sklerenkim
ada 2 macam :
a. Sklereid (sel batu) : berbentuk
bulat, berdinding keras, contoh sel-sel pada tempurung kelapa dan tempurung
kenari.
b. Serabut sklerenkim (serat) :
berbentuk panjang dan umumnya terletak pada permukaan batang.
• Jaringan pengangkut
Terdiri dari xilem dan floem
Xilem (pembuluh kayu) : disusun oleh
trakeid, trakea, pembuluh xilem, parenkim kayu, sklerenkim kayu, berfungsi
untuk mengangkut air dan garam mineral dari dalam tanah ke daun.
Floem (pembuluh tapis) : sel tapis,
pembuluh tapis, sel penggiring, sel parenkim kulit kayu, sklerenkim (serabut
kulit kayu). berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian
tubuh tanaman.
Xilem dan Floem membentuk suatu ikatan
yang dinamakan ikatan pembuluh.
Macam macam ikatan pembuluh :
a. Tipe Kolateral : xilem dan floem
letaknya bersebelahan ( xilem sebelah dalam, floem di sebelah luar). Kolateral
terbuka : antara xilem dan floem terdapat cambium, Contohnya pada batang
tumbuhan magnoliopsida (dikotil) Kolateral tertutup : antara xilem dan floem
tidak terdapat cambium. Contohnya pada batang tumbuhan liliopsida (monokotil)
b. Tipe Bikolateral : xilem diapit floem
(terletak pada radius yang sama)
c. Tipe Radial : xilem dan floem
letaknya bersebelahan (tidak berada pada radius yang sama
d. Tipe Konsentris : xilem dan floem
berbentuk cincin silendris
Amfikribal : xilem di tengah,
dikelilingi floem
Amfivasal : floem di tengah,
dikelilingi xylem
Jaringan permanen pada tumbuhan
berfungsi antara lain :
1. Jaringan epidermis, melindungi jaringan
yang berada didalamnya.
2. Jaringan parenkim palisade, tempat
penyelenggara fotosintesis.
3. Jaringan parenkim spons, selain
sebagai tempat fotosintesis juga tempat penyimpan hasil fotosintesis.
4. Jaringan kolenkim, jaringan penguat
pada organ tubuh tumbuhan yang muda.
5. Berkas pembuluh atau berkas vaskuler
daun yaitu floem dan xilem terdapat pada ibu tulang daun.
6. Xilem , mengangkut air dan mineral
dari dalam tanah melalui akar sampai daun.
7. Floem, mengangkut hasil fotosintesis
dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.
B. JARINGAN PADA HEWAN
1. JARINGAN DASAR HEWAN
Tubuh hewan terdiri atas
jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang
sama. Jaringan dengan struktur yang khusus memungkinkan mereka mempunyai fungsi
yang spesifik. Sebagai contoh, otot-otot jantung yang bercabang menghubungkan
sel-jantung yang lainnya. Percabangan tersebut membantu kontraksi sel-sel dalam
satu koordinasi (Campbell et al. 1999). Ilmu yang mempelajari jaringan disebut
histologi. Jaringan didalam tubuh hewan mempunyai sifat yang khusus dalam
melakukan fungsinya, seperti peka dan pengendali (jaringan saraf), gerakan
(jaringan otot), penunjang dan pengisi tubuh (jaringan ikat), absorbsi dan
sekresi (jaringan epitel), bersifat cair (darah) dan lainnya. Masing-masing
jaringan dasar dibedakan lagi menjadi beberapa tipe khusus sesuai dengan
fungsinya. Padasaat perkembangan embrio, lapisan kecambah (germ layers)
berdiferensiasi (dengan proses yang disebut histogenesis) menjadi empat macam
jaringan utama, yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan
jaringan saraf.
• Jaringan Epithelium
Jaringan epitel terdiri atas satu atau
banyak lapis sel, yang menutupi permukaan dalam dan luar suatu organ. Secara
embriologi, jaringan ini berasal dari lapisan ektoderm, mesoderm atau endoderm.
Di bagian tubuh luar, epitel ini membentuk lapisan pelindung, sedangkan pada
bagian dalam tubuh, jaringan epitel terdapat disepanjang sisi organ. Jaringan
epitel dibedakan berdasarkan bentuk dan jumlah lapisan sel penyusunnya, yaitu
(1) epithelium satu lapis (simple epithelium). Epithel ini terdiri atas sel-sel
berbentuk pipih, kubus, dan silindris (batang). Epithelium pipih selapis
ditemukan antara lain pada lapisan endotel pembuluh darah. Epithelium bentuk
kubus ditemukan pada kelenjar tyroid dan pembuluh darah. Epithel berbentuk
silindris (batang) ditemukan pada lambung dan usus. (2) Epithelium berlapis
banyak (stratified epithelium) yang dibentuk oleh beberapa lapis sel yang
berbentuk pipih, kuboid, atau silindris. Epithelium ini dapat ditemukan pada
kulit, kelenjar keringat, dan uretra. Beberapa lapisan pada epitheliun ini
dapat berubah menjadi sel-sel yang memanjang dan disebut epithelium
transisional. Epitel transisional ditemukan pada kandung kemih (vesica urinaria).
Disamping itu, terdapat epithelium berlapis banyak semu (pseudostratified
epithelium) yang ditemukan pada trakea.
Epitel pipih berlapis, seperti yang
terdapat di pemukaan kulit kita, mampu melakukan mitosis dengan cepat. Sel-sel
baru hasil mitosis menggantikan sel-sel permukaan yang mati. Epitel ini juga
sebagai pelindung oragan terhadap abrasi oleh makanan yang kasar, seperti yang
ditemukan pada esofagus. Sebaliknya, epitelium pipih selapis berukuran tipis
dan lemah, yang cocok untuk pertukaran material dengan cara difusi. Epitel ini
ditemukan pada dinding kapiler darah dan alveoli paru-paru.
• Jaringan Ikat
Jaringan ikat berfungsi untuk menunjang
tubuh, dibentuk oleh sel-sel dalam jumlah sedikit. Jaringan ikat terdiri atas
populasi sel yang tersebar di dalam matrik ekstraseluler. Secara embriologi,
jaringan ikat berasal dari lapisan mesoderm. Se-sel tersebut mensistesis
matriks, dengan anyaman serat yang tertanam di dalamnya (Campbell et al. 1999).
Jaringan ikat ini dapat dibedakan menjadi (1) jaringan ikat longgar dan (2)
jaringan ikat padat, (3) jaringan lemak, (4) jaringan darah, (5) kartilago, dan
(6) tulang.
Diantara enam tipe jaringan ikat,
jaringan ikat longgar paling banyak ditemukan di dalam tubuh kita. Di dalam
matriks jaringan ikat longgar ini hanya sedikit ditemukan serabut. Serabut
penyusun jaringan ikat ini berupa kolagen. Fungsi utama jaringan ikat longgar
adalah pengikat dan pengepak material, dan sebagai tumbuhan bagi jaringan dan
organ lainnya. Jaringan ikat longgar di kulit membatasi dengan otot.
Jaringan ikat padat/fibrous mempunyai
matriks yang banyak mengandung serabut kolagen. Jaringan ini membentuk tendon
sebagai tempat perlekatan otot dengan tulang, dan ligamen sebagai tempat
persendian tulang dengan tulang.
Jaringan lemak mengandung sel-sel lemak.
Jaringan ini digunakan sebagai bantalan, dan melindungi tubuh, serta sebagai
penyimpan energi. Setiap sel lemak, mengandung tetes lemak yang besar. Didalam
jaringan lemak, matriks relatif sedikt.
Darah adalah jaringan ikat yang tersusun
sebagian besar cairan. Matriks darah disebut plasma, yang tersusun oleh air,
garam mineral, dan protein terlarut. Sel darah merah dan putih tersuspensi di
dalam plasma. Darah ini berfungsi utama dalam transpor substansi dari satu
bagian tubuh ke bagian lain. Disamping itu, darah juga berperan dalam sistem
kekebalan.
Kartilago adalah jaringan ikat yang
membentuk material rangka yang fleksibel dan kuat, terdiri atas serabut kolgen
yang tertanam di dalam matriks. Kartilago banyak ditemukan pada bagian ujung
tulang keras, hidung, telinga, dan vertebrae (ruas-ruas tulang belakang).
Tulang keras (bone) merupakan jaringan
ikat yang kaku, keras, dengan serabut kolagen yang tertanam di dalam matriks.
Didalam matriks sel tulang terdapat
kalsium yang dapat bergerak dan diserap oleh darah. Hal ini merupakan peran
penting tulang dalam proses homeostasis kadar kalsium dalam darah. Sel tulang
(osteosit) terdapat di dalam ruang yang disebut lakuna. Lakuna ini mengandung
satu atau beberapa osteosit. Penjuluran yang keluar dari osteosit disebut
kanalikuli. Kanalikuli dari satu sel berhubungan dengan sel lainnya, sebagai
bentuk komunikasi sel. Satu osteon terdiri dari sejumlah lamela konsentris yang
mengelilingi kanal sentral (kanalis Haversi). Pada individu yang masih hidup,
kanal sentral ini berisi pembuluh darah.
• Jaringan Otot
Secara embriologi, jaringan otot berasal
dari lapisan mesoderm. Jaringan ini terdiri atas sel-sel yang memanjang atau
berbentuk serabut yang dapat berkontraksi karena adanya molekul miofibril. Pada
vertebrata, secara tipikal mempunyai tiga jenis otot, yaitu otot skelet
(rangka), otot jantung (cardiac), dan otot polos.
Otot skelet berstruktur bergaris
melintang, berfungsi untuk menggerakkan rangka. Otot ini bersifat sadar
(voluntary), karena mampu diatur oleh kemauan kita. Serabut ototnya mempunyai
banyak nukleus yang terletak ditepi. Otot rangka mempunyai garis melintang yang
gelap (pita anisotrop) dan garis terang (pita isotrop).
Otot jantung merupakan otot bergaris
melintang dan bercabang. Sifat otot ini tidak sadar (involuntary), karena
kontraksinya tidak bisa diatur oleh kemauan kita. Nukleus terletak ditengah
sel. Pada bagian ujung sel, terdapat sambungan rapat, yang membentuk struktur
pembawa sinyal untuk kontraksi dari satu sel ke sel lainnya selama denyut
jantung.
Otot polos berbentuk seperti spindle.
Kontraksi otot polos lebih lambat dinbbandingkan otot skelet, namun mereka
mampu kontraksi dalam waktu lebih lama. Otot polos bersifat tidak sadar
(involuntary), seperti otot jantung. Otot polos ditemukan pada banyak organ
tubuh, diantaranya terdapat pada dinding pembuluh darah dan melapisi organ
dalam seperti usus dan uterus. Membran plasmanya disebut sarkolema dan
sitoplasmanya sering disebut sarkoplasma. Sitoplasma yang mengandung miofibril
dengan ketebalan mencapai 1 mikron.
• Jaringan Saraf
Jaringan saraf berperan dalam penerimaan
rangsang dan penyampaian rangsang. Secara embriologi, jaringan ini berasal dari
lapisan ektoderm. Jaringan ini terdapat pada sistem saraf pusat (otak dan
sumsum tulang belakang) dan pada sistim saraf tepi. Ada dua macam sel, yaitu
sel saraf (neuron) dan sel pendukung (sel glia). Neuron mengandung badan sel,
nukleus, dan penjuluran atau serabut. Satu tipe penjuluran tersebut adalah
dendrit, yang berperan dalam menerima sinyal dari sel lain dan meneruskannya ke
badan sel. Tipe penjuluran sel saraf yang lain, disebut akson (neurit), yang
berperan dalam meneruskan sinyal dari badan sel ke neuron lainnya. Beberapa
akson berukuran sangat panjang, yaitu memanjang dari otak sampai ke bagian
bawah abdomen (panjang 1/2 meter atau lebih). Transmisi sinyal dari neuron ke
neuron lainnya umumnya dilakukan secara kimia. Selain neuron, ditemukan juga
sel pendukung, seperti sel glia. Sel glia merupakan sel yang menunjang dan melindungi
neuron. Sel-sel pendukung umumnya berperan dalam melindungi dan membungkus
akson dan dendrit, sehingga membantu mempercepat transmisi sinyal.
JARINGAN PADA TUMBUHAN DAN HEWAN
A. JARINGAN PADA TUMBUHAN
Jaringan penyusun tubuh tumbuhan :
Jaringan meristem (sel penyusunnya bersifat
embrional)v
- Sel muda, belum mengalami diferensiasi
dan spesialisasi
- Dinding sel tipis
- Banyak mengandung protoplasma
- Vakuola kecil, inti besar, plastida
belum matang
Berdasarkan letaknya, jaringan meristem
dibedakan menjadi :
1. Meristem apikal (contoh pada ujung
akar dan ujung batang)
2. Meristem lateral (contoh kambium
pembuluh, kambium gabus)
3. Meristem interkalar (pada pangkal
ruas batang rumput)
Berdasarkan asalnya, jaringan meristem
dibedakan atas :
1. Meristem primer: Meristem primer
(meristem yang berkembang dari sel embrional). Terdapat pada ujung akar dan
ujung batang (menyebabkan pertumbuhan primer).
Daerah yang terdiri dari :
• Meristem apikal (pada ujung akar dan
ujung batang).
• Daerah promeristem (daerah
diferensiasi sel/ sel meristem yang sudah mengalami diferensiasi pada tingkat
tertentu).
• Jaringan protoderma (membentuk
epidermis).
• Prokambium (membentuk jaringan ikat
pembuluh primer : xilem primer dan floem primer) dan cambium.
• Meristem dasar (membentuk jaringan
dasar tumbuhan (empulur, korteks : parenkim, kolenkim dan sklerenkim)
2. Meristem sekunder: Meristem sekunder
(berkembang dari jaringan dewasa).
• Jaringan kambium : terletak antara
berkas pembuluh angkut xilem dan floem, selnya aktif membelah, kearah dalam
membentuk xilem sekunder, kearah luar membentuk floem sekunder.
• Jaringan gabus / jaringan periderma
fungsinya menggantikan fungsi epidermis yang sudah menebal. Terdiri dari
felogen (kambium gabus), akan membentuk felem (gabus) ke arah luar dan
feloderma ke arah dalam. Dibentuk oleh epidermis/ paremkim dibawah epidermis/
kolenkim/ perisikel/ paremkim floem.
Jaringan permanen/ jaringan dewasav
Terbentuk dari jaringan meristem yang
berdiferensiasi (perubahan bentuk sel yang disesuaikan dengan fungsi) dan
terspesialisasi (pengkhususan sel untuk mendukung suatu fungsi tertentu).
Jaringan ini tidaklagi mengalami pembelahan sel dan bersifat irreversible.
Jaringan ini disebut jaringan permanen, yang meliputi :
• Jaringan epidermis
Merupakan jaringan terluar (menutupi
seluruh organ tubuh tumbuhan)
Ciri ciri : terdiri dari selapis sel,
berbentuk pipih, tersusun rapat (tidak terdapat ruang antar sel), Fungsinya
sebagai pelindung jaringan yang lebih kedalam dan sebagai tempat pertukaran
zat. Dapat mengalami modifikasi
• Jaringan parenkim
Sel berukuran besar, berdinding tipis
Sel hidup, mengandung kloroplas
Susunan sel longgar, banyak rongga antar
sel
Sel banyak mengandung vakuola
• Jaringan penyokong
Berfungsi untuk menunjang tumbuhan agar
dapat berdiri kokoh dan kuat
Ada 2 macam jaringan penyokong :
-Jaringan kolenkim :
terdapat pada tumbuhan muda, tumbuhan
herba, mrp sel hidup
dinding sel mengalami penebalan dari
selulosa pada sudut sudut sel
-Jaringan sklerenkim :
terdiri dari sel sel mati, dinding sel
mengalami penebalan dari lignin
Fungsi : menguatkan bagian tubuh yang
sudah dewasa
Menurut bentuknya , jaringan sklerenkim
ada 2 macam :
a. Sklereid (sel batu) : berbentuk
bulat, berdinding keras, contoh sel-sel pada tempurung kelapa dan tempurung
kenari.
b. Serabut sklerenkim (serat) :
berbentuk panjang dan umumnya terletak pada permukaan batang.
• Jaringan pengangkut
Terdiri dari xilem dan floem
Xilem (pembuluh kayu) : disusun oleh
trakeid, trakea, pembuluh xilem, parenkim kayu, sklerenkim kayu, berfungsi
untuk mengangkut air dan garam mineral dari dalam tanah ke daun.
Floem (pembuluh tapis) : sel tapis,
pembuluh tapis, sel penggiring, sel parenkim kulit kayu, sklerenkim (serabut
kulit kayu). berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian
tubuh tanaman.
Xilem dan Floem membentuk suatu ikatan
yang dinamakan ikatan pembuluh.
Macam macam ikatan pembuluh :
a. Tipe Kolateral : xilem dan floem
letaknya bersebelahan ( xilem sebelah dalam, floem di sebelah luar). Kolateral
terbuka : antara xilem dan floem terdapat cambium, Contohnya pada batang
tumbuhan magnoliopsida (dikotil) Kolateral tertutup : antara xilem dan floem
tidak terdapat cambium. Contohnya pada batang tumbuhan liliopsida (monokotil)
b. Tipe Bikolateral : xilem diapit floem
(terletak pada radius yang sama)
c. Tipe Radial : xilem dan floem
letaknya bersebelahan (tidak berada pada radius yang sama
d. Tipe Konsentris : xilem dan floem
berbentuk cincin silendris
Amfikribal : xilem di tengah,
dikelilingi floem
Amfivasal : floem di tengah,
dikelilingi xylem
Jaringan permanen pada tumbuhan
berfungsi antara lain :
1. Jaringan epidermis, melindungi jaringan
yang berada didalamnya.
2. Jaringan parenkim palisade, tempat
penyelenggara fotosintesis.
3. Jaringan parenkim spons, selain
sebagai tempat fotosintesis juga tempat penyimpan hasil fotosintesis.
4. Jaringan kolenkim, jaringan penguat
pada organ tubuh tumbuhan yang muda.
5. Berkas pembuluh atau berkas vaskuler
daun yaitu floem dan xilem terdapat pada ibu tulang daun.
6. Xilem , mengangkut air dan mineral
dari dalam tanah melalui akar sampai daun.
7. Floem, mengangkut hasil fotosintesis
dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.
B. JARINGAN PADA HEWAN
1. JARINGAN DASAR HEWAN
Tubuh hewan terdiri atas
jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang
sama. Jaringan dengan struktur yang khusus memungkinkan mereka mempunyai fungsi
yang spesifik. Sebagai contoh, otot-otot jantung yang bercabang menghubungkan
sel-jantung yang lainnya. Percabangan tersebut membantu kontraksi sel-sel dalam
satu koordinasi (Campbell et al. 1999). Ilmu yang mempelajari jaringan disebut
histologi. Jaringan didalam tubuh hewan mempunyai sifat yang khusus dalam
melakukan fungsinya, seperti peka dan pengendali (jaringan saraf), gerakan
(jaringan otot), penunjang dan pengisi tubuh (jaringan ikat), absorbsi dan
sekresi (jaringan epitel), bersifat cair (darah) dan lainnya. Masing-masing
jaringan dasar dibedakan lagi menjadi beberapa tipe khusus sesuai dengan
fungsinya. Padasaat perkembangan embrio, lapisan kecambah (germ layers)
berdiferensiasi (dengan proses yang disebut histogenesis) menjadi empat macam
jaringan utama, yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan
jaringan saraf.
• Jaringan Epithelium
Jaringan epitel terdiri atas satu atau
banyak lapis sel, yang menutupi permukaan dalam dan luar suatu organ. Secara
embriologi, jaringan ini berasal dari lapisan ektoderm, mesoderm atau endoderm.
Di bagian tubuh luar, epitel ini membentuk lapisan pelindung, sedangkan pada
bagian dalam tubuh, jaringan epitel terdapat disepanjang sisi organ. Jaringan
epitel dibedakan berdasarkan bentuk dan jumlah lapisan sel penyusunnya, yaitu
(1) epithelium satu lapis (simple epithelium). Epithel ini terdiri atas sel-sel
berbentuk pipih, kubus, dan silindris (batang). Epithelium pipih selapis
ditemukan antara lain pada lapisan endotel pembuluh darah. Epithelium bentuk
kubus ditemukan pada kelenjar tyroid dan pembuluh darah. Epithel berbentuk
silindris (batang) ditemukan pada lambung dan usus. (2) Epithelium berlapis
banyak (stratified epithelium) yang dibentuk oleh beberapa lapis sel yang
berbentuk pipih, kuboid, atau silindris. Epithelium ini dapat ditemukan pada
kulit, kelenjar keringat, dan uretra. Beberapa lapisan pada epitheliun ini
dapat berubah menjadi sel-sel yang memanjang dan disebut epithelium
transisional. Epitel transisional ditemukan pada kandung kemih (vesica urinaria).
Disamping itu, terdapat epithelium berlapis banyak semu (pseudostratified
epithelium) yang ditemukan pada trakea.
Epitel pipih berlapis, seperti yang
terdapat di pemukaan kulit kita, mampu melakukan mitosis dengan cepat. Sel-sel
baru hasil mitosis menggantikan sel-sel permukaan yang mati. Epitel ini juga
sebagai pelindung oragan terhadap abrasi oleh makanan yang kasar, seperti yang
ditemukan pada esofagus. Sebaliknya, epitelium pipih selapis berukuran tipis
dan lemah, yang cocok untuk pertukaran material dengan cara difusi. Epitel ini
ditemukan pada dinding kapiler darah dan alveoli paru-paru.
• Jaringan Ikat
Jaringan ikat berfungsi untuk menunjang
tubuh, dibentuk oleh sel-sel dalam jumlah sedikit. Jaringan ikat terdiri atas
populasi sel yang tersebar di dalam matrik ekstraseluler. Secara embriologi,
jaringan ikat berasal dari lapisan mesoderm. Se-sel tersebut mensistesis
matriks, dengan anyaman serat yang tertanam di dalamnya (Campbell et al. 1999).
Jaringan ikat ini dapat dibedakan menjadi (1) jaringan ikat longgar dan (2)
jaringan ikat padat, (3) jaringan lemak, (4) jaringan darah, (5) kartilago, dan
(6) tulang.
Diantara enam tipe jaringan ikat,
jaringan ikat longgar paling banyak ditemukan di dalam tubuh kita. Di dalam
matriks jaringan ikat longgar ini hanya sedikit ditemukan serabut. Serabut
penyusun jaringan ikat ini berupa kolagen. Fungsi utama jaringan ikat longgar
adalah pengikat dan pengepak material, dan sebagai tumbuhan bagi jaringan dan
organ lainnya. Jaringan ikat longgar di kulit membatasi dengan otot.
Jaringan ikat padat/fibrous mempunyai
matriks yang banyak mengandung serabut kolagen. Jaringan ini membentuk tendon
sebagai tempat perlekatan otot dengan tulang, dan ligamen sebagai tempat
persendian tulang dengan tulang.
Jaringan lemak mengandung sel-sel lemak.
Jaringan ini digunakan sebagai bantalan, dan melindungi tubuh, serta sebagai
penyimpan energi. Setiap sel lemak, mengandung tetes lemak yang besar. Didalam
jaringan lemak, matriks relatif sedikt.
Darah adalah jaringan ikat yang tersusun
sebagian besar cairan. Matriks darah disebut plasma, yang tersusun oleh air,
garam mineral, dan protein terlarut. Sel darah merah dan putih tersuspensi di
dalam plasma. Darah ini berfungsi utama dalam transpor substansi dari satu
bagian tubuh ke bagian lain. Disamping itu, darah juga berperan dalam sistem
kekebalan.
Kartilago adalah jaringan ikat yang
membentuk material rangka yang fleksibel dan kuat, terdiri atas serabut kolgen
yang tertanam di dalam matriks. Kartilago banyak ditemukan pada bagian ujung
tulang keras, hidung, telinga, dan vertebrae (ruas-ruas tulang belakang).
Tulang keras (bone) merupakan jaringan
ikat yang kaku, keras, dengan serabut kolagen yang tertanam di dalam matriks.
Didalam matriks sel tulang terdapat
kalsium yang dapat bergerak dan diserap oleh darah. Hal ini merupakan peran
penting tulang dalam proses homeostasis kadar kalsium dalam darah. Sel tulang
(osteosit) terdapat di dalam ruang yang disebut lakuna. Lakuna ini mengandung
satu atau beberapa osteosit. Penjuluran yang keluar dari osteosit disebut
kanalikuli. Kanalikuli dari satu sel berhubungan dengan sel lainnya, sebagai
bentuk komunikasi sel. Satu osteon terdiri dari sejumlah lamela konsentris yang
mengelilingi kanal sentral (kanalis Haversi). Pada individu yang masih hidup,
kanal sentral ini berisi pembuluh darah.
• Jaringan Otot
Secara embriologi, jaringan otot berasal
dari lapisan mesoderm. Jaringan ini terdiri atas sel-sel yang memanjang atau
berbentuk serabut yang dapat berkontraksi karena adanya molekul miofibril. Pada
vertebrata, secara tipikal mempunyai tiga jenis otot, yaitu otot skelet
(rangka), otot jantung (cardiac), dan otot polos.
Otot skelet berstruktur bergaris
melintang, berfungsi untuk menggerakkan rangka. Otot ini bersifat sadar
(voluntary), karena mampu diatur oleh kemauan kita. Serabut ototnya mempunyai
banyak nukleus yang terletak ditepi. Otot rangka mempunyai garis melintang yang
gelap (pita anisotrop) dan garis terang (pita isotrop).
Otot jantung merupakan otot bergaris
melintang dan bercabang. Sifat otot ini tidak sadar (involuntary), karena
kontraksinya tidak bisa diatur oleh kemauan kita. Nukleus terletak ditengah
sel. Pada bagian ujung sel, terdapat sambungan rapat, yang membentuk struktur
pembawa sinyal untuk kontraksi dari satu sel ke sel lainnya selama denyut
jantung.
Otot polos berbentuk seperti spindle.
Kontraksi otot polos lebih lambat dinbbandingkan otot skelet, namun mereka
mampu kontraksi dalam waktu lebih lama. Otot polos bersifat tidak sadar
(involuntary), seperti otot jantung. Otot polos ditemukan pada banyak organ
tubuh, diantaranya terdapat pada dinding pembuluh darah dan melapisi organ
dalam seperti usus dan uterus. Membran plasmanya disebut sarkolema dan
sitoplasmanya sering disebut sarkoplasma. Sitoplasma yang mengandung miofibril
dengan ketebalan mencapai 1 mikron.
• Jaringan Saraf
Jaringan saraf berperan dalam penerimaan
rangsang dan penyampaian rangsang. Secara embriologi, jaringan ini berasal dari
lapisan ektoderm. Jaringan ini terdapat pada sistem saraf pusat (otak dan
sumsum tulang belakang) dan pada sistim saraf tepi. Ada dua macam sel, yaitu
sel saraf (neuron) dan sel pendukung (sel glia). Neuron mengandung badan sel,
nukleus, dan penjuluran atau serabut. Satu tipe penjuluran tersebut adalah
dendrit, yang berperan dalam menerima sinyal dari sel lain dan meneruskannya ke
badan sel. Tipe penjuluran sel saraf yang lain, disebut akson (neurit), yang
berperan dalam meneruskan sinyal dari badan sel ke neuron lainnya. Beberapa
akson berukuran sangat panjang, yaitu memanjang dari otak sampai ke bagian
bawah abdomen (panjang 1/2 meter atau lebih). Transmisi sinyal dari neuron ke
neuron lainnya umumnya dilakukan secara kimia. Selain neuron, ditemukan juga
sel pendukung, seperti sel glia. Sel glia merupakan sel yang menunjang dan melindungi
neuron. Sel-sel pendukung umumnya berperan dalam melindungi dan membungkus
akson dan dendrit, sehingga membantu mempercepat transmisi sinyal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.